PURWOKERTO – Talk Show Kesehatan “Doktere Inyong” episode ke-69 kali ini menghadirkan Dokter Umum yaitu dr. Irwan Nuryadin di studio Satelit TV, Minggu (19/08) malam. Dipandu oleh Agus Supriyadi dan Toni Kristiawan, S.H sebagai host, tema yang diangkat adalah “Mengenal Autisme”.

Autisme adalah suatu gangguan dari suatu perkembangan anak, dimana dapat mempengaruhi kemampuan penderita dalam interaksi sosial dan komunikasi dengan orang lain. Selain itu, penderita autisme juga melakukan kegiatan yang hanya itu-itu saja yang diulang.

Laki-laki lebih banyak mengalami autisme daripada perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh genetik dan lingkungan. Bagi penderita autisme, yang memeriksa adalah Dokter spesialis anak dan psikolog. Beda hal yaitu pada Ibu hamil, Ibunya terkena epilepsi dan konsumsi obat maka berpengaruh kepada janinnya, sehingga anak yang lahir bisa autisme. Yang penting anak autisme ini bisa mandiri, berguna bagi nusa dan bangsa. Jangan mengatakan anak autisme ini gangguan atau kelainan, dr. Irwan Nuryadin mengawali perbincangan.

Gejala autisme itu dari ringan sampai berat, dimana gejala tersebut dimulai saat masih kecil (umur 1 – 2 tahun). Gejala autisme adalah :

  • Tenang dan pasif.
  • Tidak suka dipeluk atau hanya membolehkan dipeluk saat mereka ingin saja.
  • Tidak akan melihat lurus objek saat orang lain menunjuk ke arah objek tersebut.
  • Lebih suka menyendiri.
  • Tidak peduli saat orang bicara dengannya, namun merespon suara lain.
  • Mengikuti sikap atau perilaku, seperti menjetikkan jari, menyusun objek dan memiliki kebiasaan atau ritual yang harus dilakukan.
  • Sulit beradaptasi dengan perubahan rutinitas.
  • Sulit mengekspresikan kebutuhannya menggunakan kata-kata umum atau gerakan.
  • Anak yang lebih besar dapat terlalu sensitif pada suara, bau, sentuhan, atau rasa
  • Mereka kurang dapat berimajinasi.
  • Terlambat bicara.

Adapun hal yang dapat meningkatkan faktor risiko seseorang mengalami autisme yaitu :

  • Jenis kelamin

Autisme terjadi 5 kali lebih sering pada laki-laki dibanding perempuan.

  • Riwayat keluarga

Keluarga yang memiliki anak autis mungkin akan memiliki anak autis lain.

  • Penyakit lain

Autis cenderung terjadi lebih sering pada anak dengan genetik atau kondisi kromosom tertentu, seperti sindrom fragile X atau sklerosis tuberous.

  • Bayi prematur

Autisme lebih tering terjadi pada bayi prematur. Biasanya bayi lebih berisiko jika lahir sebelum 26 minggu.

Penanganan bagi penderita autis dapat dilakukan dengan terapi, sehingga membantu meningkatkan kualitas hidup penderita autis. Terapi tersebut adalah terapi perilaku, terapi wicara, terapi komunikasi, terapi okupasi, terapi sensori integrasi, pendidikan khusus, penanganan medikasi dan biomedis, serta diet khusus. Penanganan lain seperti integrasi auditori, oxygen hiperbarik, pemberian suplemen tertentu, sampai terapi dengan lumba-lumba

Bagi anak autis, ada sekolah inklusi (khusus) supaya terapinya lebih fokus. Kalau disekolahkan di sekolah umum, takutnya anak yang lain tidak bisa menerima anak yang autis.

Tidak boleh bikin guyonan terkait autis. Apabila anak autis mendapat sesuatu yang baru, sehingga membuatnya ngga nyaman maka akan tutup telinga dan teriak-teriak. Tidak boleh menghina anak autis. Di luar negeri anak autis dibiayai.

Dapat disimpulkan bahwa, semua ciptaan Allah SWT itu sempurna, jangan pernah menghina anak autis. Autisme adalah gangguan perkembangan otak yang mempengaruhi kemampuan penderita dalam pandangan mata, komunikasi dan interaksi sosial dengan orang lain. Oleh karena itu, perlu adanya tumbuh kembang anak. Kalau anak sudah umur 2 tahun mengalami gejala seperti autisme, maka segera periksakan ke Dokter spesialis anak dan psikologi. Makanan pantangan untuk anak autis yaitu gluten (tepung terigu) dan kafein, karena makanan tersebut dapat menyebabkan anak autis jelek interaksi sosialnya.