https://www.youtube.com/watch?v=5vUMxt-ud_o&feature=youtu.be
https://rsananda.co.id
 
BERSAHABAT DENGAN ASMA
 
PURWOKERTO – Penyakit Asma sudah tidak asing didengar di Indonesia. Dalam talkshow kesehatan hari Minggu (15/1) lalu dr. Indah Rahmawati, SpP (dokter spesialis Paru-paru) membahas mengenai penyakit asma, mulai dari gejala, diagnosis sampai langkah antisipasinya. Talkshow bertema “Bersahabat Dengan Asma” ini merupakan kerjasama Rumah Sakit (RS) Ananda Purwokerto dan Satelit Tv dan disiarkan live dari jam 19.30 – 20.30 WIB. BERSAHABAT DENGAN ASMA MG 7722 150x150
 
BERSAHABAT DENGAN ASMA drDr. Indah menjelaskan bahwa penyakit asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas. “Pada penderita asma mudah sekali atau hipersentitif pada faktor pencetus asma sehingga menimbulkan reaksi asma,” katanya.
 
Menurutnya, pencetus asma (alergen) tiap orang berbeda – beda. Dari faktor eksternal bisa dari udara dingin atau panas, debu, makanan dan lainnya. Aktivitas yang berlebihan, tertawa terbahak – bahak, stres juga bisa memicu. Alergen berbeda pada setiap orang. Pada anak- anak, pencetus asma bisa dari mainan yang berbulu, hewan peliharaan seperti kucing, anjing. “Untuk mengurangi pemaparan itu yang paling mudah adalah dengan memakai masker. Jadi mengurangi faktor – faktor tersebut,” ujarnya.
 
Ditambahkan dr. Indah, faktor internal yang menimbulkan penyakit asma adalah genetik atau keturunan dari keluarga. Namun tidak selalu menurun. Jadi bila bapak ibunya memiliki riwayat penyakit asma, anaknya tidak selalu mengidap asma.
 
Cara untuk mengetahui pencetus atau pemicu asma bisa dengan tes spirometri dan tes alergi yang dilakukan oleh dokter. “Tes spirometri dilakukan oleh dokter spesialis Paru – paru untuk mengenali fungsi paru dengan tes obat atau alat untuk menentukan ada reaksi atau tidak. Tes ini lebih baik dilakukan 3-6 bulan sekali. Kemudian tes alergi yaitu prick test (tes tusuk kulit), dilakukan oleh dokter spesialis THT atau dokter spesialis Kulit. Syaratnya, satu minggu sebelum tes harus bebas mengkonsumsi obat – obatan,” jelas dia.
 
Gejala umum pengidap asma selain sesak adalah batuk – batuk. Terutama malam hari karena saluran nafas penderita asma lebih kecil daripada orang normal. Kemudian suara mengi dan sesak di dada.
 
Ditekankan dr. Indah bahwa pengobatan asma yang utama adalah mengetahui dan menghindari apa pencetus asmanya (alergen), disamping obat – obatan dari dokter. Obat asma dibagi dua yaitu pelega dan kontroler atau pencegah. Pelega hanya dipakai pada saat sesak saja, bentuknya bisa obat minum oral. Sedangkan kontroler harus dipakai rutin. Bentuknya obat semprot agar saluran nafas tidak gampang bereaksi terhadap alergen, tidak gampang sesak.
 
Kontroler ini sangat penting sebagai langkah awal untuk menghindari alergen. Dipakai berpasangan dengan pelega. Pemakaian pada malam mau tidur dan pagi bangun tidur. Pelega dan kontroler harus dipakai rutin dua – duanya. Bila peradangan teratasi, dosis obat diturunkan jadi tidak terus dipakai.
“Bila dengan kontroler dan pelega tidak mengurangi gejala asmanya, segera bawa ke dokter,” saran dia.
 
“Di RS Ananda penderita asma dapat memeriksakan dengan menggunakan BPJS maupun asuransi swasta lainnya. Untuk pengguna BPJS, Askes, Jamkesmas dan KIS dengan syarat dan ketentuan diantaranya, ada rujukan dari FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama), kartu BPJS, kartu identitas dan Kartu Keluarga,” tutur dr. Mia, host acara.
https://www.youtube.com/watch?v=5vUMxt-ud_o&feature=youtu.be