https://www.youtube.com/watch?v=aysj1g94p04&t=21s

 

IMPAKSI (GIGI TERPENDAM)

PURWOKERTOLive talk show Rumah Sakit (RS) Ananda Purwokerto di Satelit Tv kemarin (29/1) malam menghadirkan drg. Sankurnia Hari Wijayadi (dokter gigi dan residen bedah mulut). Mengangkat tema “Impaksi (Gigi Terpendam)”, acara berlangsung selama satu jam dipandu oleh dr. Islamia Saleha dari RS Ananda Purwokerto.

Dr Ferry, sapaan akrabnya, menerangkan bahwa yang dimaksud impaksi atau gigi terpendam itu adalah gigi bungsu atau gigi paling terakhir yang seharusnya tumbuh tapi tidak bisa tumbuh sempurna. “Rahang kekurangan ruang sehingga gigi tidak dapat tumbuh sempurna. Bentuk tumbuhnya bisa miring , tidur, atau bahkan terbalik,” katanya.

Lanjutnya, gejala yang sering dialami pasien impaksi adalah bengkak, pusing yang tidak hilang sampai sakit saat menggigit atau mengunyah makanan. “Saraf gigi tertekan karena gigi terpendam itu sehingga otak merespon dengan rasa nyeri. Terutama pada fase saat gigi terpendam akan tumbuh,” ujarnya.

Untuk kasus gigi terpendam paling sering terjadi pada pada gigi bungsu paling belakang. “Sekitar 78 persen kasus impaksi terbanyak terjadi pada gigi geraham paling belakang. Kemudian pada gigi taring dan gigi geraham kecil,” imbuhnya.

Penyebab gigi terpendam sendiri terdiri atas dua sebab yaitu local dan umum. Penyebab local yaitu adanya kekurangan volume ruang pada rahang yang tidak sebanding dengan volume gigi. Sedangkan penyebab umum (sistemik) adalah dari faktor keturunan.

Dr. Ferry menambahkan, perlu diperhatikan pula pada anak bila giginya tanggal secara dini (premature loss), maka kemungkinan rahang untuk tumbuh kecil. Jadi suatu saat dewasa nanti gigi dewasanya akan tumbuh, rahangnya tidak mencukupi. Sehingga terjadi impaksi.

Pola makan manusia modern saat ini juga mempengaruhi dibanding manusia jaman dahulu. “Jaman dulu banyak makanan berserat dan sayur yang dimasak dan dimakan, sekarang banyak makanan bahkan sayur yang instan, jus dan lembut. Sehingga fungsi gigi sebagai pengunyah berkurang mengakibatkan pertumbuhan rahang berkurang juga,” jelas dia.

Penanganan untuk kasus gigi terpendam yaitu dengan odontektomi yaitu operasi gigi terpendam. Dilakukan bisa dengan bius lokal dan bius total. Di RS Ananda cukup dilakukan bius lokal, kurang lebih 1 jam penanganan jadi tidak sampai rawat inap.

Bila pasien impaksi juga mengalami penyakit – penyakit sistemik seperti kencing manis, hipertensi, asma, dan lain – lain akan berpengaruh pada tindakan odontektomi. Bila ada penyakit tersebut maka akan ditangani penyakitnya itu dulu. Misalnya pasien mengidap hipertensi maka kami akan bekerjasama dengan dokter spesialis penyakit dalam untuk turunkan tekanan darahnya baru dilakukan tindakan.

“Jadi bagi pemirsa dicek giginya, dimana jumlah gigi normal adalah 32 buah, dengan gigi geraham ada 3 buah. Gigi akan tumbuh lengkap pada umur 20 tahun keatas. Bila belum lengkap berarti ada gigi yang belum tumbuh,” pungkasnya. (ddy)