Artikel KesehatanOleh : dr. Aris Handoko, SpOT

Spesialis Bedah Ortopodhi

Barang buatan manusia atau benda hidup yang bisa bertahan sampai 70 tahun atau lebih tapi masih mempunyai bentuk dan fungsi sama dengan waktu baru dipakai, contohnya mobil, tentu sulit membayangkan mobil ferari yang harganya milyaran rupiah bisa sehebat itu, karena semua orang tahu mobil yang semahal apapun setelah lima tahun akan mule bermasalah, tetapi sayangnya pada kebanyakan orang, sendi mulai mengalamami  kerusakan pada usia 40 tahun, rawan sendi ini menjadi tipis dan ausmn sehingga menimbulkan rasa kaku dan sakit sampai akhirnya mengganggu aktifitas sehari hari bahkan menyebabkan orang tak bisa bergerak karena nyeri. Kelaina permukaan sendi ini kita kenal dengan sebutan Osteoartritis (OA), dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan istilah awam pengapuran atau perkapuran yang tentu membingungkan banyak orang karena tidak ada hubungan dengan kapur atau kalsium. Jadi sekali lagi perkapuran di lutut  taka da hubungannya dengan kalsium, manusia harus mengkonsumsi kalsium agar kualitas tulangnya baik, , tulang berbeda dengan rawan sendi, rawan sendi tidak dibentuk oleh kalsium. Dengan perkataan lain minum kalsium secara cukup tidak menimbulkan perkapuran. Rawan sendi adalah lapisan diujung tulang yang mengkilat, sangat licin dan sangat kuat serta berumur panjangseperti yang telah saya sebut di atas. Bila sendi ini rusak penyebabnya bisa bermacam-macam seperti ruda paksa yang menyebabkan kerusakan ligament, meniscus, atau patah tulang sendi, keseleo, kelebihan berat badan, penyakit asam urat, rematik, bentuk kaki O dan X, kaki pendek sebelah, tidak sama besar seperti pada polio dan lain sebagainya, tapi sebetulnya sebagian besar OA penyebabnya tak diketahui, kemungkinan karena factor genetis. Salah satu sendi yang banyak mengalami OA adalah lutut dan sendi utama yang berfungsi untuk berjalan, berlari, loncat, menendang, jongkok, naik turun tangga, menari, ibadah, melakukan hubungan seksual dan lain sebagainya.

Pada stadium awal sampai sedang, OA lutut ditangani dengan kombinasi antara usaha menurunkan berat badan, olah rafa low impact untuk memperkuat otot Quadricep dan hamstring, fisiotherapi untuk memperbaiki gerakan sendi dan mengatasi reaksi inflamasi, obat nyeri, obat chondroitin sulfat dan glucosamin, suntik asam hyaluuronat ke dalam sendi dan suntik steroid pada ligmen-ligmenyang mengalami inflasi. Pada stadium sedang, tindakan arthroscopy dapat membantu memperbaiki fungsi yang mengurangi nyeri untuk sementara waktu, tapi tindakan ini bukan untuk stadium lanjut.

Yang dimaksud dengan OA stadium lanjut adalah sudah hilangnya seluruh lapisan sendi sehingga semua gerakan akan sakit dan gerakan sendi sangat terbatas. Pada stadium lanjut ini dimana penderita tetap sakit kalau tidak minum obat nyeri, penderita tak bisa jalan jauh dan semua terapi kombinasi di atas tak bisa membantu maka disarankan untuk dilakukan tindakan pembedahan yang dikenal dengan sebutan knee arthroplasty, joint resurfacing, total knee replacement, atau penggantian sendi. Mendengar nama operasi selalu menakutan tapi sebenarnya ini adalah seperti tindakan pembedahan lain dengan kesuksesan antara 90-95% bila dilakukan dengan alat yang benar, oleh dokter bedah yang benar-benar menguasai teknik operasi ini ( dokter bedah orthopaedi ini harus mengikuti pendidikan khusus mengenai operasi ini selama 6 bulan sampai 1 tahun di arthroplasty center). Keberhasilan arthoplastyni juga ditentukan oleh pemilihan penderita yang tepat yang memerlukan pemeriksaan akurat pada kondisi kesehatan umum, penyakit yang ada, kondisi lutut penderita, X-ray lutut pada posisi khusus dan kemauan penderita untuk sembuh. Usia penderita umumnya tua tentunya dan sebetulnya taka da batasan umur, sampai usia 80 tahun lebih asalkan yang bersangkutan masa aktif, operasi ini bisa dijalankan.

Secara umum semua penderita dapat menjalani operasi ini, bila mengidap penyakit kronis asalkan penyakitnya terkendali, penderita tetap bisa menjalani operasi ini artinya penyakit jantung, penyakit gula, penyakit hipertensi, gangguan ginjal dan lain sebagainya harus dikondisikan sampai dicapai tingkat yang aman, sebelum operasi ini dijalankan. Itulah kenapa sebelum operasi, selama operasi dan sesudah operasi ada tim dokter penyakit dalam dan penyakit jantung yang mendampingi penderita.

Apa saja kendala atau komplikasi operasi ini? Pertama adalah pendarahan, hal ini diatasi dengan penghentian pendarahan sepanjang operasi secara hati-hati, tranfusi darah dan penghentian obat pengencer darah seminggu sebelum hari operasi. Kedua adalah deep vein thrombosis (DVT), disebabkan peenyumbatan pembuluh darah balik an ini di atasi dengan pemberian obat anti koagulan selama 1 sampai 2 minggu. Ketiga adalah infeksi, tentu hal ini hal yang paling tidak menyenangkan. Cara mengatasinya tidak sederhana, karena diperlukan ruang perawatan yang tidak dicampur dengan penderita infeksi, disiplim kamar operasi yang tinggi dan pemilihan antibiotik yang tepat, serta pemilihan penderita yang cepat. Selain komplikasi di atas tentu ada komplikasi lain yang berasal dari pembiusan dan penyakit dasar penderita yang bisa didiskusikan dengan tim dokter anaesthesi, penyakit dalam, penyakit jantung.

Pertanyaan-pertanyaan penderita biasanya adalah masalah sakit, kapan bisa jalan, apakah operasi kedua lutut sekaligus aman utuk dilakukan dan apakah bisa jongkok setelah operasi ini dikerjakan akan dijawab dalam tulisan ini.

Sakit terjdi pada hari pertama setelah operasi, ini dapat diatasi dengan epidural anaesthesi dan kombinasi obat-obatan anti nyeri oleh dokter anaesthesi. Karena tidak nyeri maka dengan bantuan dari tim rehabilitas medis penderita bisa berdiri dan berjalan pada hari pertama atau hari kedua setelah operasi dan pada hari ke 5-7 penderita diharapkan sudah bisa duduk di closet sendiri sehingga yang bersangkutan dapat meninggalkan rumah sakit.

Pada keadaan dimana kedua lutut mengalami OA, maka operasi sekaligus kedua lutut memberi keuntungan biaya lebih murah, penderita tidak perlu menderita ketakutan dua kali dan tidak seperti yang dibayangkan penderita, pemulihan sama cepatnya, penderita tetap diharapkan bisa berdiri dan berjalan pada hari ke 2 dan duduk di closet 5-7.

Apakah penderita bisa jongkok setelah operasi itu? Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus sadr bahwa lutut yang dibuat tuhan tidak bisa digantikan 100% oleh buatan manusia. Bila semua kondisi terpenuhi sebetulnya penderita bisa jongkok kembali, tapi apakah perlu jongkok? Perlu diingat operasi ini tujuan utamanya untuk mengatasi nyeri dan gangguan fungsi lutut dan target operasi adalah penderita busa jalan dan duduk berdiri tanpa nyeri, tanpa minum obat nyeri tiap saat (obat nyeri bisa mengakibatkan pendarahan lambung dan kerusakan ginjal permanen) kembali ke pertanyaan apakah penderita bisa jongkok setelah operasi, jawabannya bisa tapi harus terpenuhi beberapa syarat yaitu penderita berusia dibawah 70 tahun, sebelum operasi tidak ada kekakuan, lutut bisa dilipat lebih dari 120 derajat, tidak ada bentuk O dan X berlebihan, setelah operasi penderita mau menjalani program fisiotherapi secara teratur dan dengan disiplin tinggi. Dari segi operasi diperlukan alat yang di design untuk jongkok. Walaupun demikian tetap pada penderita ini tidak dianjurkan jongkok bila tidak terpaksa karena akan mempengaruhi usia implant yang dipasang. Implant ini kuat tapi harus diingat tulang di bawahnya tempat dudukan implant dipasang bukan tulang orang muda yang masih kuat. Jadi berhati-hatilah agar implant yang dipasang ini berumur panjang dan kalau boleh bertahan sepanjang sisa hidup penderita.

Bagaimanakan desaain implant arthroplasty? Implant terdiri adri komponen logam pada sisi femur dan komponen plastic dengan logam pada sisi tibia dan komponen plastic pada sisi patella dari bentuk dan cara pemasangannya ada yang cruciate retaining, cruciate substituting, fix bearing dan mobile bearing serta penemuan desain yang baru adalah hiperflex dimana penderita diharap bisa jongkok atau paling tidak lutut bisa ditekuklebih dari 90 derajat dan juga mulai dibuat implant yang disesuaikan dengan gender atau bentuk yang sesuai dengan jenis kelamin.

Berapa lama penderita dirawta? Umumnya 3-7 hari pasca operasi, untuk melatih jalan serta  penanganan luka. Sepulang dari rumah sakit penderita hanya perlu berobat sebulan sekali selama 3 bulan setelah itu biasanya lutut sudah bisa berfungsi secara normal dan penderita bisa berjalan jauh kembali tanpa rasa nyeri atau kaku. Dalam waktu penyembuahn ini penderita akan dibimbing dan dilatih oleh bagian fisioterapi atau rehabilitas medis agar dicapai fungsi lutut yang optimal.

Untuk lebih jelas sebaiknya penderita berdiskusi dengan ahli orthopedic yang memang mengkhususkan diri dalam tindakan operasi ini, sehingga dicapai hasil operasi yang memuaskan dan sesuai harapan penderita.