Youtube: https://youtu.be/vTv9fhqqQnM
NYERI PADA KEPALA (SEFALGIA)
PURWOKERTO- Talk show kesehatan “Doktere Inyong” Rumah sakit (RS) Ananda Purwokerto hari Minggu (12/2) kemarin mengundang dr. Margaretta, SpS (dokter spesialis Syaraf) sebagai narasumber. Membahas tentang “Nyeri Kepala (Sefalgia)”, acara yang disiarkan di Satelit Tv secara langsung ini berlangsung satu jam sejak jam 19.30 WIB dipandu oleh dr. Dhian Shinto Hapsari.
Dalam talk show, dr. Tata, sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan yang mendasar tentang nyeri kepala dan pusing. “Sekitar 50 persen pasien yang datang jarang bilang nyeri kepala, mereka pada umumnya mengatakan, dok kepala saya pusing.. Secara teori dalam ilmu syaraf terdapat perbedaan antara nyeri kepala dan pusing. Nyeri kepala itu ditandai dengan kepala berdenyut. Sedangkan pusing itu rasanya berputar (gliyeng), gangguan keseimbangan terasa seperti mau jatuh,” jelasnya.
Lanjutnya, sakit kepala itu bukan penyakit, itu sebenarnya adalah gejala yang mengarah ke penyakit tertentu. Kami dokter syaraf hanya akan melakukan tindakan lanjutan seperti CT scan dan rontgen kepala bila sakit kepala tersebut disertai gejala lain. Misalnya mual, muntah, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan dan lainnya. Bila hanya sakit kepala saja tidak perlu buru-buru dilakukan pemeriksaan penunjang tersebut.
Dalam kasus yang banyak terjadi, sebanyak 75 persen pasien yang datang ke saya mengeluhkan nyeri kepala karena kekencangan otot (ketengangan otot) atau tension headache. Sakit itu sebenarnya diakibatkan karena aktifitas kerja sehari-hari yang berlebihan. Misal kerja seharian didepan komputer dari pagi sampai sore. Adapula ibu rumah tangga yang mengurus rumah ekstra kerja keras.
Untuk mengatasi nyeri kepala tipe tegang sebenarnya mudah. “Pada awalnya bisa dengan dipijat sekitar area bahu dan leher. Namun jangan terlalu keras apalagi sampai berbunyi, tidak diijinkan. Bila gejala nyeri kepala tidak ada perbaikan segera ke dokter,” ujar dia.
Yang kedua, keluhan sakit kepala migrain. Sebenarnya migrain itu adalah tipe sakit kepala tegang, hanya dirasakan pada separuh kepala. Gejalanya kepala berdenyut, terasa makin berat dan sakit bila beraktifitas. Untuk sakit kepala jenis ini (migrain) harus dengan diobati.
Obat yang dijual umum juga perlu diperhatikan. Bila diminum tidak sesuai dosis dapat menimbulkan efek samping. “Terlalu banyak minum obat pereda nyeri kepala dan dikonsumsi jangka panjang, dapat menyebabkan gangguan pada lambung sehingga maag kumat dan terasa perih. Bahkan minum obat pereda nyeri kepala tersebut justru dapat menimbulkan sakit kepala lagi. Jadi seperti lingkaran setan,” katanya.
Faktor kurang istirahat sangat mempengaruhi. Tidur yang tidak berkualitas, durasi tidur yang kurang, sering terbangun dapat menimbulkan sakit kepala. Biasanya ditandai dengan kepala terasa bergoyang (gliyeng) dan tubuh tidak seimbang seperti mau jatuh. Baik saat mau tidur ataupun saat mau bangun tidur.
Pembahasan lainnya saksikan dalam video “Doktere Inyong “ bersama dr. Margaretta, SpS.
