Biyunge Waras, Anakke Bergas. Demikian harapan yang disampaikan dr. Widayanto, Direktur RS Ananda Purwokerto, saat membuka secara resmi program Ananda Peduli Bunda, di Lobby Poli Obstetri dan Ginekologi (Kebidanan dan Kandungan) hari Rabu, 11 Februari 2014

Program Ananda Peduli Bunda merupakan program charity pemeriksaan dan pemberian vitamin  kepada ibu hamil dari kalangan prasejahtera, khususnya yang beresiko tinggi.

Program pemeriksaan gratis setiap Rabu dan Jum’at pukul 14.00 WIB hingga 16.00 WIB ini terlaksana berkat kerjasama dengan Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB).

Untuk sementara program ini masih menyasar ibu-ibu hamil yang beresiko tinggi dari keluarga kurang mampu yang berada di wilayah Purwokerto Barat dan Selatan – dr. Widayanto

Ia menambahkan, setiap sesi akan ada lima ibu hasil rekomendasi PLKB yang bakal diperiksa dokter ahli kandungan, dr. Setya Dian Kartika, Sp. OG dibawah supervisi dr. Hadi Setyo, Sp. OG. “Setidaknya sudah ada 70 ibu hamil yang direkomendasi PLKB,” katanya.

Setiap pasien akan diperiksa secara menyeluruh. Dari hasil pemeriksaan akan diketahui kondisi si ibu hamil. Sehingga, dokter spesialis kandungan bisa memberikan rekomendasi lanjutan. Apakah kondisinya tetap aman dan memungkinkan ditangan bidan, atau membutuhkan penanganan khusus terkait kehamilannya.

Kami berikan bantuan tapi sesuai kemampuan. Jika kondisi ibu dan janinnya dirasa cukup baik, kami akan tetap rekomendasikan untuk melanjutkan pemeriksaannya di bidan sebelumnya. Tetapi jika ternyata urgent dan butuh pemantauan khusus, kami akan tangani sampai kelahiran. Tentu sesuai dengan kemampuan tenaga dan fasilitas yang kami miliki,” ujar dr. Widayanto

Dengan adanya program yang baru pertamakalinya diinisiasi paramedis di RS Ananda Purwokerto, dia berharap tidak akan ada lagi ibu hamil yang meninggal karena melahirkan. Gerakan tersebut diharapkannya sedikit banyak bisa berkontribusi dalam upaya menyelamatkan ibu-ibu hamil, terutama yang beresiko tinggi.

“Capaian yang ingin dan paling penting untuk kita raih adalah Biyunge Waras, Anake Bergas. Kesehatan memang tidak ada yang sepenuhnya gratis, tetapi sistemnya yang bisa kita bangun sehingga semua bisa sehat. Makanya selain pemeriksaan, kami juga berikan pengarahan kehamilan itu harus direncanakan dengan baik, sehingga dapat melahirkan generasi-generasi masa depan yang berkualitas,” ujarnya

Dwi Astuti, PLKB Purwokerto Barat mengatakan, dalam pelaksanaan perdana tersebut, ada 35 ibu hamil yang termasuk dalam kategori beresiko tinggi dan berasal dari keluarga pra sejahtera. Dari tujuh kelurahan di Purwokerto Barat, dia merekomendasikan masing-masing lima ibu hamil untuk diperiksakan kehamilannya di dokter spesialis kandungan lewat program Ananda Peduli Bunda itu.

Untuk Purwokerto Barat, saat ini mungkin ada 300an ibu hamil. Tapi kami pilih yang benar-benar mewakili untuk didaftarkan dalam program ini. Rata-rata selama ini ibu-ibu hamil yang dimasukkan dalam daftar hanya periksa ke bidan, ujar Dwi

Hal senada juga diungkapkan Sri Imbarningsih, PLKB Kecamatan Purwokerto Selatan. Mereka berharap program pemeriksaan gratis ini, akan berlanjut tidak hanya sebatas ANC (Ante Natal Care atau Pemeriksaan Sebelum melahirkan) saja.

Semoga kedepan program ini bisa merangkum lebih banyak lagi pasien. Sebab masih banyak ibu-ibu hamil yang selain beresiko tinggi tetapi juga dari keluarga pra sejahtera,” katanya

Maratun Solihah, seorang pasien peserta program Ananda Peduli Bunda mengaku senang dengan adanya program tersebut. Dia yang kini tengah mengandung anak pertamanya itu, selama ini hanya mampu memeriksakan kehamilannya di bidan tidak jauh dari rumahnya di Kedungwuluh, Purwokerto Barat.

Bukan berarti tidak percaya dengan kemampuan bidan, tetapi rasanya sekarang jadi lebih lega setelah mengetahui bahwa kondisi kehamilan saya baik-baik saja dari hasil pemeriksaan dokter spesialis,” kata Maratun.

Diakui dr. Setya Dian Kartika, Sp. OG, dari ketiga pasien yang sudah diperiksanya, kemarin, semuanya dalam kondisi baik-baik saja. Dia juga merekomendasikan untuk tetap meneruskan program pemeriksaan rutin di bidan yang selama ini menjadi rujukan mereka.

Tidak ada yang mengkhawatirkan dari kehamilan ketiga pasien di hari pertama program ini. Saya hanya memberikan saran asupan saja. Sebab, diantara mereka ada yang bobot janinnya terlalu besar dan ada pula yang masih kurang untuk usia kandungan tujuh bulan. Karena kondisinya oke, mereka bisa teruskan pemeriksaan di bidan langganan,” kata dr. Setya Dian Kartika seperti dikutip dari Harian Satelit Post