GANGGUAN PENDENGARAN
Purwokerto – “Jangan terlalu sering membersihkan bagian dalam telinga..”. Ironi memang dimana kebersihan justru dilarang. Namun tidak untuk bagian tubuh satu ini yaitu telinga. Hal ini diungkapkan dr. Primartono SpTHT, dokter spesialis THT (Telinga Hidung Tenggorokan) pada Talk Show kesehatan “Doktere Inyong” di channel Satelit Tv-26 Uhf Purwokerto, Minggu (8/1) malam. “Cukup dibersihkan dua minggu sekali dan jangan terlalu dalam,” ujarnya.
Gejala awal pada anak tandanya bisa terlihat misal tiba-tiba telinganya sakit kemudian tubuhnya demam. Untuk orang dewasa gejala awalnya bisa telinga terasa penuh. Anak lebih rentan terkena gangguan telinga dibanding orang dewasa karena saluran tuba dengan gendang telinga tengah yang masih pendek. Untuk anak usia 6 – 12 minggu perlu mendapat perhatian lebih bila ada gejala gangguan pendengaran. Karena lewat dari 12 minggu maka gangguan pendengaran menjadi permanen.
Menurutnya, ibu-ibu biasanya terlambat menyadari bahwa anaknya terkena gejala gangguan telinga. Bahkan sampai dua tahun bahkan lebih baru disadari anaknya kesulitan berbicara, tidak merespon suara dan lain-lain. “Saran dari kami, bayi umur 3 – 6 bulan dibawa ke dokter untuk pemeriksaan dini. Nanti akan dicek apakah terkena gangguan pendengaran dini atau tidak, dengan tes Spiral,” sarannya.
Dr Primartono menambahkan, intensitas suara yang baik bagi telinga manusia adalah 50 desibel (satuan kekerasan untuk bunyi). Tandanya adalah bila suara tersebut membuat telinga kita sakit atau tidak nyaman, berarti suara itu melebihi ambang batas. Telinga terlalu lama terpapar suara juga mempengaruhi pendengaran, apalagi dalam jangka panjang.
Berobat untuk pendengaran kurang jelas sampe brp ya dok??