PURWOKERTO – Talk Show Kesehatan “Doktere Inyong” episode ke-39 kali ini menghadirkan Dokter Umum yaitu dr. Islamia Saleha di studio Satelit TV, Minggu (12/11) malam. Dipandu oleh Agus Supriyadi dari RS Ananda Purwokerto sebagai host, serta Teguh Triyono, Amd. Kep sebagai tamu, tema yang diangkat adalah “Angin Duduk, Berbahayakah?”.

Orang awam sering menyebut angin duduk itu nyeri dada. Angin duduk merupakan kondisi yang ditandai dengan rasa nyeri pada dada akibat otot-otot jantung kurang mendapat pasokan darah. Hal ini terjadi karena adanya penyempitan atau pengerasan pada pembuluh darah. Serangan angin duduk bisa terjadi secara tiba-tiba. Angin duduk biasanya diderita oleh pria pada usia di atas 35 tahun, karena usia 35 tahun terjadinya pengendapan di pembuluh darah itu lebih besar, terutama yang punya kebiasaan merokok, konsumsi makanan junk food yang bisa memicu kolesterol tinggi serta dari penyakit gula juga. Oleh karena itu, disarankan senam jantung supaya tidak terjadi penumpukan di pembuluh darah.

Selain nyeri dada, gejala angin duduk lainnya adalah sesak napas, tubuh terasa lelah, mual, pusing, gelisah dan mengeluarkan keringat berlebihan. Nyeri dada yang biasanya menjalar ke punggung belakang dan kanan kiri. Nyeri dada dibagi dua yaitu nyeri dada stabil dan nyeri dada tidak stabil. Faktor yang menyebabkan terjadinya kondisi nyeri dada stabil adalah aktivitas fisik seperti olahraga, karena dengan melakukan olahraga maka jantung membutuhkan lebih banyak asupan darah. Angin duduk stabil juga dapat disebabkan oleh beberapa hal lainnya, yaitu merokok, stres, makan berlebihan dan udara dingin. Pada kondisi stabil ini akan membaik dengan istirahat ± 5 menit. Sedangkan nyeri dada tidak stabil ini suatu kondisi yang disebabkan oleh timbunan lemak atau pembekuan darah yang menghambat aliran darah menuju ke jantung, dr. Islamia Saleha mengawali perbincangan.

Nyeri dada sebelah kanan itu kemungkinan karena paru – paru. Penanganan pertama pada nyeri dada yaitu minum obat dari Dokter secara rutin. Bagian dada bisa dikompres dengan air hangat.

Orang awam cenderung kerokan apabila terkena angin duduk. Karena kebanyakan orang mengatakan bahwa angin duduk itu masuk angin. Dampak dari kerokan adalah dapat memperlambat kondisi pasien angin duduk karena pembuluh darah yang di kapiler akan pecah.

Pencegahan angin duduk yaitu dengan cara :

  • Olahraga

Olahraga ini bertujuan untuk melancarkan peredaran dan menurunkan tekanan darah, sehingga jantung dan pembuluh koroner tetap sehat. Olahraga ringan yang bisa dilakukan contohnya sepeda santai, jalan dan berenang.

  • Konsumsi makanan yang sehat untuk jantung

Untuk jantung sehat, maka perlu makanan yang sehat seperti konsumsi buah – buahan, sayuran dan biji – bijian utuh, makanan yang mengandung lemak tidak jenuh karena lemak tidak jenuh dapat membantu menurunkan penyumbatan pembuluh darah. Makanan yang mengandung lemak tidak jenuh adalah ikan tuna, salmon, tahu, minyak zaitun, kacang almond dan buah alpokat.

  • Menjaga berat badan

Berat badan harus dijaga karena bisa terkena obesitas yang dapat menghambat jantung mengedarkan darah sehingga jantung harus memompa lebih keras. Dengan demikian, lama – kelamaan akan terkena angin duduk.

  • Berhenti merokok

Merokok itu dapat menghambat arteri dan meningkatkan tekanan darah, sehingga bisa berisiko terkena angin dudu, stroke dan jantung.

Pengobatan angin duduk bertujuan untuk mengurangi tingkat keparahan gejalanya dan menurunkan risiko penderitanya terkena serangan jantung atau mengalami kematian. Angin duduk dengan gejala ringan atau menengah masih bisa ditangani tanpa obat-obatan, yaitu dengan pola hidup sehat dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat memicu munculnya angin duduk. Kalau ada keluhan, maka langsung dikasih selang oksigen. Cek kandungan oksigen di dalam darah.

Dapat disimpulkan bahwa, angin duduk sebab kondisi yang ditandai dengan nyeri dada, kemudian gejala – gejala yang lain yaitu sesak kemudian tubuh rasa lelah gelisah dan mengeluarkan keringat dingin. Angin duduk dibagi menjadi dua yaitu stabil dan tidak stabil. Yang bisa memicu terkena angin duduk itu terkena kolesterol tinggi, diabetes mellitus, hipertensi, stress, faktor usia dan kurang olahraga. Pencegahannya sendiri itu dengan mengurangi faktor risiko tersebut.